Contoh Pembinaan Prestasi
Pembinaan yang baik adalah gambaran terlaksananya atau tidak sistem manajemen suatu tempat atau daerah. Dengan adanya pembinaan olahraga yang sistematis, kualitas SDM dapat diarahkan pada peningkatan pengendalian diri, tanggung jawab, sportivitas, prestasi, disiplin yang tinggi yang mengandung nilai transfer bagi bidang lainnya. Sistem penilaian prestasi pegawai perkhidmatan awam noriza binti kassim. Contoh sasaran kerja tahunan (skt) apa yang perlu disediakan bagi tujuan penilaian.
Kompleksitas permasalahan keolahragaan masih ditambah dengan pandangan negatif pada sebagian pihak termasuk dari institusi pendidikan. Misalnya, mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga belum dapat memposisikan dirinya pada tempat yang terhormat, bahkan masih sering dilecehkan dan dianggap tidak penting apalagi pada masa-masa menjelang ujian akhir, mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga dihapuskan dengan alasan agar para siswa dalam belajarnya untuk menghadapi ujian akhir nasional “tidak terganggu”. Sungguh ironis apabila melihat pasal 25 UU SKN yang menyebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan dilaksanakan dan diarahkan sebagai suatu kesatuan yang sistematis dan berkesinambungan dengan Sistem Pendidikan Nasional. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga di sekolah merupakan tumpuan yang sangat vital dalam pembangunan sistem olahraga nasional, karena dari sekolah tersebut akan muncul bibit-bibit atlet potensial yang pada gilirannya akan menuju pada olahraga prestasi. Krisis pendidikan jasmani di tingkat institusi pendidikan ada hubungannya dengan krisis prestasi olahraga nasional. Peran penyelenggaraan pendidikan jasmani di sekolah harus mendapat perhatian yang serius, mulai dari olahraga usia dini.
Contoh Laporan Kegiatan Pembinaan Prestasi Siswa ini merupakan file terbaru yang akan saya bagikan pada kesempatan kali ini. Contoh Laporan yang saya lampirkan ini adalah untuk kegiatan OSN (Olimpiade Siswa Nasional), dan untuk kegiatan lainnya anda bisa mengganti atribut temanya saja tanpa merubah keseluruhan (Struktur Laporan). Pembinaan dan pengembangan keolahragaan meliputi pengolahraga, ketenagaan, pengorganisasian, pendanaan, metode, prasarana dan sarana, serta penghargaan keolahragaan yang dilaksanakan melalui tahap pengenalan olahraga, pemantauan, pemanduan, serta pengembangan bakat dan peningkatan prestasi (UU RI Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan.
Untuk itu perlu dilakukan penyusunan program pembibitan atlet dari usia dini dengan cabang olahraga yang menjadi prioritas. Sebagai langkah berikutnya perlu melakukan kerja sama antara Menteri Pemuda dan Olahraga dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia Pusat serta Induk Organisasi Cabang Olahraga untuk membicarakan cabang-cabang olahraga yang menjadi prioritas utama baik di daerah, nasional, maupun Internasional. Pembinaan yang baik adalah gambaran terlaksananya atau tidak sistem manajemen suatu tempat atau daerah. Dengan adanya pembinaan olahraga yang sistematis, kualitas SDM dapat diarahkan pada peningkatan pengendalian diri, tanggung jawab, sportivitas, prestasi, disiplin yang tinggi yang mengandung nilai transfer bagi bidang lainnya.
Sarjana-sarjana tersebut merupakan pelopor usaha mandiri (POM) yang dapat diprogramkan dengan kerja sama universitas, pemerintah, perusahaan dan pertisipasi masyarakat setempat. POM tersebut diharapkan sebagai motivator dan dinamisator dalam pembangunan didaerah. PMO merupakan kelas menengah yang dapat mencerna kebijakan pemerintah terhadap kepentingan-kepentingan masyarakat setempat dan sebaliknya, sehingga implementasi dari kebijakan pemerintah dapat sejalan dangan pasar kerja yang ada. Berhubung sekolah-sekolah kejuruan jumlahnya terbatas maka perlu diadakan pengaturan khusus daengan penambahan kurikulum berupa latihan dasar tekhnik pada sekolah-sekolah formal. Hal ini terjadi pada sekolah-sekolah di jepang sehingga sekolah-sekolahtekhnik mereka sudah diarahkan padateknologi yang canggih.
Hal ini sesuai dengan pendapat dari Tohar dalam bukunya yang berjudul Psikologi Kepelatihan yaitu: “ Tehnik-teknik memotivasi dapat dilakukan secara verbal yaitu memberikan pujian-pujian, koreksi, petunjuk, tantangan dan sebagainya, selain itu juga dapat dilakukan dengan tindakan-tindakan seperti memberikan insentif.” (Tohar, 2008:24). Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan pembinaan prestasi olahraga bolavoli di SMA Negeri 1 Margasari sudah terencana dan terprogram dengan baik, dan sudah dilaksanakan sesuai dengan program yang ada.Dampak dari prestasi yang membanggakan tersebut adalah keberadaan sekolah lebih dikenal oleh masyarakat dilingkungan Kabupaten Tegal, bahkan ditingkat wilayah Karesidenan Pekalongan.
SAYA JUGA TIDAK BERTANGGUNGJAWAB SEKIRANYA ADA PIHAK YANG MERASA RUGI KERANA TER'SINGGAH'., TER'KLIK' IKLAN YANG TERKANDUNG DALAM BLOG INI DAN SEMUANYA YANG 'TER' LAH. SAYA BINA BLOG INI HANYA UNTUK MENGISI MASA LAPANG (HOBI), BUKAN UNTUK POPULAR, SEKADAR MENCARI SEDIKIT FAEDAH DARIPADANYA. SEGALA YANG SAYA PEROLEHI INI HANYALAH PINJAMAN DARI ALLAH SWT SEMATA-MATA.
Olahraga prestasi adalah olahraga yang harus dibina dan ditangani secara serius dan terpantau. Pembinaan olahraga prestasi bertujuan untuk mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan. Dari data yang diperoleh cabang olahraga yang berprestasi di Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dairi meliputi cabang olahraga atletik, pencak silat, gulat, karate, wushu dan tinju. Dan yang menjadi olahraga unggulan adalah cabang olahraga atletik, pencak silat, dan karate.
Proses Pembinaan Prestasi di Sekolah dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang menampung siswa-siswi yang memiliki bakat, potensi dan minat pada cabang olahraga bola voli. Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah (SK Dirjen Dikdasmen ) Nomor: 226/ C/Kep/O/1992.
Sedangkan dalam UU RI Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab I pasal 1 ayat 24, organisasi olahraga adalah sekumpulan orang yang menjalin kerjasama dengan membentuk organisasi untuk penyelenggaraan olahraga sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Peningkatan prestasi dalam pembinaan dan pengembangan olahraga tergantung bagaimana pengurus organisasi menjalankan fungsi-fungsi keorganisasiannya. Pengurus organisasi dapat menyusun porgram-program kerja yang dapat mendukung tercapainya prestasi yang maksimal dalam pembinaan dan pengembangan olahraga. Program-program tersebut diantaraya adalah perekrutan atau pengadaan pelatih, pengadaan sarana dan prasarana, perekrutan atlet, menentukan perencanaan dan pelaksanaan pembinaan atlet melalui pemusatan latihan cabang olahraga, mengadakan atau menyelenggarakan even olahraga, mengikuti berbagai even olahraga sesuai dengan cabang olahraga yang dapat dijadikan sebagai tambahan pengalaman bagi atlet, mencarikan dana untuk. Pendanaan mempunyai peranan yang sangat penting bagi pembinaan dan pengembangan olahraga.
Pekerja menilai ketua Ini biasanya dibuat di maktab-maktab atau pusat pengajian bilamana pelajr-palajar diminta menilai tenaga pengajar mereka. Sungguhpun penggunaan cara ini tidak meluas di kalangan organisasi perniagaan, tetapi ianya digunakan sebagai satu cara untuk menilai prestasi kerja pihak pengurusan untuk membantu mereka memperbaiki prestasi. Menilai diri sendiri.
Patten, 1982:13 ). JENIS DAN TEMPOH PENILAIAN PRESTASI Di dalam sesuatu organisasi biasanya terdapat dua jenis penilaian: Penilaian informal.
Ciri ke empat pula ialah penilai yang layak ( Qualified appraisers ). Di sini penilai-penilai yang membuat satu-satu penilaian seharusnyalah seorang yang layak untuk membuat nilaian. Kelayakan ini membawa maksud ia hendaklah seorang yang mengetahui selok-belok pekerja berkenaan dan Ia terlatih di dalam bidang berkenaan. Pengetahuan seseorang ketua hendaklah secara langsung terhadap seseorang pekerja maka ini boleh dianggap dan diterima sebagai mempunyai kelayakan untuk membuat satu-satu nilaian terhadap pekerjaannya. Ciri ke lima ialah komunikasi terbuka ( open communication ). Ia membawa maksud penilaian prestasi ini hendaklah menjadi satu cara di mana kedua-dua pihak dapat bertukar pandangan mengenai perkara-perkara yang dinilai. Penilaian prestasi hendaklah menjadi suatu komunikasi yang terbuka di mana kedua-dua pihak dapat berbincang mengenai perkara-perkara yag dinilai.
Sebagian besar angkatan kerja (53%) tidak berpendidikan. Mereka yang berpendidikan dasar sebanyak 34%, berpendidikan menengah 11%, dan yang berpendidikan tinggi (universitas) hanya 2%. Padahal tuntutan dari dunia kerja pada akhir pembangunan pada jangka panjang II nanti mengharuskan angkatan kerja kita berpendidikan. Dari angkatan kerja yang ada hanya 11% saja yang tidak berpendidikan; 52% berpendidikan dasar; 32% berpendidikan menengah; dan 5% dari angkatan kerja harus telah berpendidikan universitas. Model pekerja mandiri sarjana perlu dibantu dengan tempat kerja, alat kerja, bahan kerja, model kerja dan berbagai informasi tentang pasar kerja.
Sungguh ironis apabila melihat pasal 25 UU SKN yang menyebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan dilaksanakan dan diarahkan sebagai suatu kesatuan yang sistematis dan berkesinambungan dengan Sistem Pendidikan Nasional. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga di sekolah merupakan tumpuan yang sangat vital dalam pembangunan sistem olahraga nasional, karena dari sekolah tersebut akan muncul bibit-bibit atlet potensial yang pada gilirannya akan menuju pada olahraga prestasi.
Namun beberapa tahun belakang ini, prestasi olahraga Indonesia mengalami keterpurukan. Bahkan di tingkat Asia Tenggara, prestasi Indonesia kurang menggembirakan.
Free download mp3 dangdut ona sutra sisa sisa cinta. Peranan pelatih dalam pembinaan adalah yang paling menentukan, karena menangani pemain secara langsung. Menurut Andi Suhendro (2002:1.5 ) “ tugas seorang pelatih disamping sebagai motivator, edukator atau manager, seperti: menyiapkan program latihan, menyiapkan fasilitas latihan, menyiapkan perangkat alat dan penunjang latihan”. Menurut pengamatan peneliti, hasil wawancara, dan data dokumen bahwa pembina ekstrakurikuler bolavoli di SMA Negeri 1 Margasari membuat program latihan dan dilaksanakan dengan baik, serta program latihan yang dibuat meliputi: 1) Aspek latihan fisik, 2) Aspek latihan Teknik, 3) Aspek latihan Taktik, 4) Aspek latihan Mental. Isi program latihan yang telah dibuat oleh Pembina ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri 1 Margasari itu sudah sesuai dengan teori latihan menurut Harsono yang mengatakan: “ Terdapat empat aspek yang harus diperhatikan dan dilatih oleh atlet yaitu: Latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik, dan latihan mental” (Andi Suhendro, 2002:3.6). Hasil temuan dilapangan kondisi lapangan bolavoli masih sangat sederhana, kualitas bola masih rendah.
Potensi pendukung lain adalah disekitar lingkungan SMA Negeri 1 Margasari ada klub alami yang khusus membina bolavoli putri, tepatnya di dukuh Karanganyar, Desa Prupuk Selatan yang diprediksi berdasarkan jarak tempat tinggal tidak jauh dari lokasi SMA Negeri 1 Margasari, dan sangat dimungkinkan akan bersekolah di sekolah terdekat yaitu SMA Negeri 1 Margasari. Upaya pro aktif yang dilakukan oleh guru Penjasorkes yaitu mengamati dan mencari anak SMP yang bagus dalam bermain bola voli pada saat mengikuti kegiatan POPDA maupun turnamen lokal. Pemain yang memiliki kemampuan bermain bola voli bagus di beri iming-iming atau perangsang berupa bantuan pendidikan bebas SPP dengan kriteria: 1) Bebas SPP tiga bulan, 2) Bebas SPP enam bulan, 3) Bebas SPP satu tahun. Selain itu juga diupayakan untuk mendapatkan bantuan seperti: BKM, dan GNOTA. (Wawancara, 23 Agustus 2013). Peranan strategis pembina ekstrakurikuler bolavoli putri di SMA Negeri 1 Margasari adalah: 1) Pembina ekstrakurikuler bola voli putri SMA Negeri 1 Margasari memiliki kemampuan skill yang baik, disiplin dan tanggungjawab yang tinggi, serta inisiatif dan kreativitas memodifikasi sarana latihan, 2) Pembina ekstrakurikuler Bola voli SMA Negeri 1 Margasari membuat program latihan dan melaksakanya dengan baik, 3) Melakukan proses perekrutan siswa dengan memantau kegiatan POPDA SD, SMP kemudian melakukan pendekatan bagi siswa yang potensial olahraga Bola voli. Guru Penjasorkes di sekolah memiliki peran ganda yaitu sebagai guru pengajar pada pembelajaran intrakurikuler dan sebagai pelatih pada kegiatan ekstrakurikuler.Lahirnya sang juara tidak dapat dilepaskan dari peranan pelatih.
Kompleksitas permasalahan keolahragaan masih ditambah dengan pandangan negatif pada sebagian pihak termasuk dari institusi pendidikan. Misalnya, mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga belum dapat memposisikan dirinya pada tempat yang terhormat, bahkan masih sering dilecehkan dan dianggap tidak penting apalagi pada masa-masa menjelang ujian akhir, mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga dihapuskan dengan alasan agar para siswa dalam belajarnya untuk menghadapi ujian akhir nasional “tidak terganggu”. Sungguh ironis apabila melihat pasal 25 UU SKN yang menyebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan dilaksanakan dan diarahkan sebagai suatu kesatuan yang sistematis dan berkesinambungan dengan Sistem Pendidikan Nasional. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga di sekolah merupakan tumpuan yang sangat vital dalam pembangunan sistem olahraga nasional, karena dari sekolah tersebut akan muncul bibit-bibit atlet potensial yang pada gilirannya akan menuju pada olahraga prestasi.
Satu Kumpulan ketua memberi nilaian kerja Ini dibuat dimana satu jawatankuasa penilaian ditubuhkan untuk membuat penilaian dengan menggunakan borang penilaian yang berbeza. Cara ini dikira lebih memberi kesn kerana nilaian mengikut pandangan ramai. Ianya mengambil masa yang lama dan memungkinkan hilangnya perasaan akauntibiliti pekerja keatas hakikinya ( Immediate superior ). Kumpulan rakan sekerja Nilaian dibuat oleh teman sekerjanya yang mempunyai taraf yang sama di dalam organisasi. Organisasi perniagaan jarang menggunakan cara ini kerana sukar mendapatkan para penilai terutama sekali bila nilaian itu bertujuan untuk kenaikan gaji atu pangkat. Biasanya cara ini digunakan oleh tentera khasnya di pusat latihan untuk mengenalpasti potensi kepimpinan.
Proses Pembinaan Prestasi di Sekolah dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang menampung siswa-siswi yang memiliki bakat, potensi dan minat pada cabang olahraga bola voli. Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah (SK Dirjen Dikdasmen ) Nomor: 226/ C/Kep/O/1992. Maka upaya pembinaan olahraga prestasi yang dilakukan di Sekolah melalui kegiatan Ekstrakurikuler harus mendapatkan perhatian yang serius oleh Pemerintah, klub-klub olahraga dalam masyarakat umum, karena bisa dijadikan sebagai pemasok bibit-bibit atlet yang kemudian dilakukan pembinaan prestasi agar dapat mencetak prestasi olahraga nasional. Pembinaan olahraga di sekolah dapat dilakukan secara intrakurikuler dan ekstrakurikuler.
Comments are closed.